Habib Ustman Allydrus memaparkan, potensi penghafal Quran di daerah tersebut sangatlah minim, namun dirinya terus berupaya memotivasi, dan membimbing.
“Ibaratnya kita harus berusaha mati-matian. Makanya setiap anak-anak itu, kalau kita menjaganya atau menerima setoran itu bahkan satu anak itu mencapai satu jam, karena setorannya itu tidak hanya hafalan saja, tapi dibimbing dengan cara sistem diacak, dengan begitu, seperti ketika mengikuti musabaqah, maka nantinya akan lebih mudah untuk mengetahuinya,” ujarnya.
Menurutnya, istimewanya di rumah hafal Quran ini, meskipun tidak banyak tapi mereka bisa fokus.
“Karena juga mengajarinya sampai larut malam, karena satu orang kan satu jam, kalau berapa orang berapa aja kalau dihitung waktunya,” imbuhnya.
Dia berharap, kedepannya agar anak yang belajar di ponpes rumah hafal Quran ini bisa lebih semangat dan orang tuanya bisa lebih mendukungnya.
“Alquran tidak hanya untuk dihafal, tapi diusahakan untuk diamalkan,” tambahnya.
Saat ini jumlah santri 15 anak ini dan Habib. Habib Ustman Allydrus tidak ingin terlalu banyak menerima santri dan maksimal hanya 30 anak saja. (has/mckominfotanbu)
Editor : Hasby