Dia memprediksi program “Work From Bali” bakal bisa bisa dirasakan efeknya bulan depan.
“Work From Bali mungkin akan mencapai puncaknya bulan Juli karena sekarang masih ada pembatasan,” kata Rajasa.
Senada dengan Komang, Rajasa sepakat program “Work From Bali” akan mempengaruhi kawasan Lombok di kemudian hari.
Dia meyakini, ketika program tersebut sudah berjalan secara baik di pulau Bali, kesuksesannya juga akan menular ke Lombok.
“Kemungkinan akan bagus, tapi tunggu (performa Work From Bali) di Bali naik dulu.”
Para pelaku usaha pariwisata di Lombok, sedang menjalani proses mendapatkan sertifikasi CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, Kelestarian Lingkungan) demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Sejauh ini, kata Komang Komang Mahawira yang merupakan auditor CHSE, sudah lebih dari 100 sertifikat CHSE yang diberikan oleh dinas pariwisata setempat kepada pelaku usaha di Nusa Tenggara Barat. Proses ini memakan waktu sekitar satu bulan bila tidak ada kendala.
Ketiadaan tamu juga menjadi salah satu kendala, sebab assessor harus melihat bukti bagaimana penerapan protokol kesehatan pelaku pariwisata ketika melayani tamu.
Sebagai gantinya, ada simulasi yang memungkinkan assessor menilai apakah pelaku usaha tersebut layak mendapatkan sertifikasi CHSE.
“Kalau memang layak, pasti direkomendasikan.” (ant)
Editor: Erna Djedi