Sinergi Kembangkan UMKM di Kalsel, Ini yang dilakukan Pemprov dengan BI serta ULM

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Bank Indonesia perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Pemprov Kalsel, dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bersinergi mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) provinsi ini.

    Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA di Banjarbaru Jumat mengatakan, sinergi pengembangan UMKM tersebut antara lain dengan memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM mengikuti pameran, seperti pameran UMKM Karya Kreatif Banua.

    Kegiatan dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021, di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru tersebut, dimeriahkan sesi nonton bareng puncak acara Kilau Digital Permata Flobamora di Nusa Tenggara Timur.

    Pada acara tersebut, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara BI dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, terkait program magang pendampingan pencatatan keuangan UMKM dengan Sistem Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK).

    Safrizal mengungkapkan, 98 persen perekonomian Indonesia didominasi oleh sektor UMKM, sehingga pemerintah terus berupaya mendorong kemajuan sektor usaha skala mikro sampai menengah tersebut.

    Maunya dari mikro naik ke kecil, dari kecil naik ke menengah, dari menengah naik ke besar sehingga perlu adanya dukungan untuk peningkatan, salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas produk dan kemasan.

    “Kita bantu UMKM menaikkan kualitas. Ajari packaging yang rapi, unik, dan berkualitas, karena bahan baku juga tidak ada kurangnya di Indonesia,” ujar Safrizal.

    Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel, Amanlison Sembiring, mengungkapkan, penandatangan MoU dengan ULM untuk mendukung kegiatan mahasiswa dalam memberikan pendampingan pembukuan menggunakan SIAPIK.

    “Kadang pencatatan UMKM belum terlalu baik, sehingga perlu kita bantu. ULM siap membantu melalui kerja sama dengan BI,” katanya.

    Pameran produk unggulan UMKM Banua berjalan lancar, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Beberapa karya yang dipajang berupa kain sasirangan, kerajinan kayu, sampai batu khas Kalimantan.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalsel Gustafa Yandi mengatakan, saat ini di Kalsel terdapat sekitar 5 ribu UMKM. Sebagian sektor ini ikut terdampak pandemi dan bencana banjir di awal 2021.

    Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.070 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh Kalimantan Selatan terdampak COVID-19.

    Terdapat tiga jenis usaha yang paling banyak terkena dampak, yakni kuliner 64 persen, fashion 6,1 persen dan kerajinan 7,8 persen dan jenis lainnya 22,1 persen.

    Pengaruh paling tinggi terjadi di sektor produksi, karena bahan baku sangat terbatas sehingga mengakibatkan tingginya harga.

    Selama pandemi, juga telah terjadi pergeseran tempat penjualan, karena sebagian besar pelaku usaha memilih menutup toko dan beralih melakukan penjualan secara online.

    Sebelumnya 754 penggiat UMKM memiliki offline store atau toko, saat ini hanya 653 penggiat UMKM yang masih memilikinya (toko). Hal ini menunjukan, terjadinya penutupan terhadap toko yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 101 toko. (ant)

    Baca Juga :   Kabar Gembira! Pemerintah Beri Diskon Listrik 50 Persen, Anggaran Rp13,6 Triliun Digelontorkan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI