Candra Wijaya Ungkap Kronologis Meninggalnya Pebulutangkis Markis Kido di Usia 37 Tahun

    “Meninggalnya Kido merupakan sebuah kehilangan besar bagi dunia bulutangkis Indonesia yang tengah menghadapi Olimpiade Tokyo. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan,” sambung Agung.

    Markis Kido layak disebut legenda bulutangkis dengan segala prestasi yang ia sudah torehkan untuk Merah-Putih. Oleh karenanya, PBSI berharap suri tauladan pria kelahiran 11 Agustus 1984 itu menjadi inspirasi para penerusnya.

    “Dengan prestasi besar seperti juara dunia 2007 di Kuala Lumpur, medali emas Olimpiade Beijing 2008, dan emas Asian Games 2010 Guangzhou bersama Hendra Setiawan, nama Kido begitu harum di pentas dunia. Kami keluarga besar bulutangkis Indonesia dan PBSI ikut berduka cita dan merasa kehilangan besar dengan berpulangnya Markis Kido,” tutur Agung.

    “Semoga suri teladan, semangat juang, prestasi besar, dan etos kerja yang telah ditunjukkan Markis Kido selama ini, bisa menginspirasi para pemain-pemain bulutangkis Indonesia untuk mengikuti jejak almarhum,” pesannya.

    Kido meninggalkan seorang istri, Richasari Pawestri dan dua orang putri.

    Jenazah malam ini akan langsung disemayamkan di rumah duka Jalan Gemak B149, RT.003/RW.009, Jaka Setia, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

    Pemakaman masih menunggu kedatangan sang istri dari Solo.

    “Selamat jalan Kido, nama dan prestasimu kan abadi bagi kami,” tulis PBSI. (edj)

    Editor: Erna Djedi

    Baca Juga :   Jay Idzes Bersama Timnya Venezia Raih Kemenangan Pertama di Liga Serie A Italia

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI