Diungkapkannya, menjadi kendala sampai sejauh ini adalah dampak banjir yang terjadi di Kalsel, kerusakan jalan dan jembatan sehingga meminimalisir akses dan jalan pada sisi jembatan dijadikan jalan alternatif penyeberangan.
Atas kondisi tersebut, beberapa pekerjaan terutama pekerjaan jalan samping jembatan Sei Alalak sedikit terkendala.
Pihaknya pun mengharapkan, paket pekerjaan di Lingkar Luar Km 17 dapat segera dituntaskan, sehingga penyeberangan menggunakan LCT tidak beroperasional kembali. Dijelaskannya, jika penyeberangan menggunakan LCT tidak beroperasional, maka pihaknya bisa mengerjakan jalan sisi jembatan, baik yang di wilayah Banjarmasin maupun wilayah Barito Kuala.
“Ketika penyeberangan off, maka jalan sisi jembatan tidak dilalui kendaraan bermuatan berat dan saat ini dampaknya kerusakan pada area jalan samping sehingga kami belum dapat memprogresnya, metinya jalan sisi kiri dan kanan selesai kalau brdasarkan scedule normal,” ungkapnya.
Dia menegaskan, pihaknya berupaya dapat mempercepat penuntasannya. Jembatan Sei Alalak bisa benar-benar difungsikan secara optimal pada 15 September 2021 mendatang.
Jembatan Sei Alalak merupakan proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalsel. Pelaksana adalah PT Wijaya Karya Kerjasama Operasional PT Pandji.
Proyek penggantian jembatan Sei Alalak menelan anggaran sebesar Rp 278,4 miliar, sumber dana APBN. Total panjang jembatan 850 meter lebar 20 meter, menggunakan jembatan khusus.