Manajer grup mobilitas NREL Jeff Gonder mengatakan bahwa NREL, yang mengembangkan suatu alat yang dikenal sebagai FastE untuk memperkirakan penggunaan energi kendaraan, mencapai kesepakatan bulan ini untuk mendapatkan dana dari Google dan mempelajari keakuratan perkiraannya.
Namun, efek potensial emisi dari fitur tersebut tidak jelas. Sebuah studi terhadap 20 orang di California State University, Long Beach, tahun lalu menemukan bahwa para peserta lebih cenderung mempertimbangkan emisi karbon dalam pemilihan rute setelah menguji aplikasi yang menunjukkan beberapa perkiraan.
Pengumuman Google tentang fitur “ramah lingkungan” Google Maps itu menyertakan perubahan tambahan yang berfokus pada iklim.
Mulai Juni, aplikasi Google Maps akan mulai memperingatkan pengemudi tentang perjalanan melalui zona emisi rendah di mana beberapa jenis kendaraan akan mendapatkan larangan di Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol dan Inggris.
Dalam beberapa bulan mendatang, pengguna aplikasi Google Maps akan dapat membandingkan emisi yang dihasilkan bila memilih untuk naik mobil, bersepeda, memakai angkutan umum, dan pilihan perjalanan lainnya di satu tempat alih-alih berpindah di antara bagian-bagian yang berbeda. (ant)
Editor: Erna Djedi