Melek juga mencatat bahwa lonjakan tak terduga dalam data penggajian (payrolls) non pertanian AS dan pasar saham yang kuat lebih merupakan cerminan dari ekonomi yang membaik dan bukan inflasi yang “sangat tinggi”.
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Persetujuan Kongres AS atas rencana bantuan COVID-19 senilai 1,9 triliun dolar AS dari Presiden Joe Biden gagal membuat logam tetap bertahan.
Para analis juga mengatakan kegagalan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell untuk mengatasi lonjakan imbal hasil AS pekan lalu semakin menekan emas.
Meskipun pasar belum mendapat banyak tekanan balik dari Fed pada imbal hasil, sedikit keraguan bahwa Fed tidak akan bertindak pada akhirnya dan dengan kenaikan suku bunga tidak mungkin tahun ini, itu akan mendukung emas, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Tetapi dalam waktu dekat emas bisa diperdagangkan antara 1.650 dolar hingga 1.700 dolar AS, dengan pergerakan di bawah 1.650 dolar AS kemungkinan akan mengundang beberapa tekanan jual, katanya pula.
Reflektif sentimen, kepemilikan SPDR Gold Trust, exchange-traded fund/ETF (reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek) yang didukung emas terbesar di dunia, jatuh ke level terendah 10-bulan pada Jumat (5/3/2021).
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 1,8 sen atau 0,07 persen menjadi ditutup pada 25,269 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 24 dolar AS atau 2,13 persen menjadi menetap di 1.152,3 dolar AS per ounce. (ant)