WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Gercep alias gerak cepat dilakukan Pj Gubernur Kalimantan Selatan, Drs Safrizal ZA MSi.
Baru sehari berada di Kalsel, putra asli Aceh itu langsung mengeluarkan aturan terkait penanganan infrastruktur pascabanjir.
Salah satunya adalah mengenai penggunaan atau operasional Jembatan Salim di Jl A Yani Km 55 Kabupaten Banjar, atau perbatasan Astambul-Mataraman.
Pj Gubernur Kalsel pada 16 Februari, atau tepat hari pertama ia tiba di Kalsel, mengeluarkan surat edaran mengatur tentang pembatasan angkutan barang dan penumpang yang melewati Jembatan Salim.

Ada empat poin penting yang diatur dalam surat edaran tersebut.
Pertama, untuk angkutan penumpang yang boleh melewati maksimal jenis bus sedang/mikro bus/bus tiga perempat.
Kedua, untuk angkutan barang yang boleh melewati maksimal jenis kendaraan sumbu dua (roda enam) berupa truk kecil (light truck) seperti truk PS atau truk kecil.
Ketiga, untuk kendaraan sumbu tiga dan selebihnya seperti fuso, tronton, bus besar dilarang melewati jembatan darurat tersebut meskipun tanpa ada muatan.
Terakhir, khusus angkutan bahan bakar minytak (BBM) Pertamina diberikan dispensasi khusus boleh melintas Jembatan Salim tersebut dengan jenis kendaraan truk tangki maksimal bermuatan 10 ribu liter. (edj)
Editor: Erna Djedi