“Kami melihat dolar melemah karena pertumbuhan global akan menjadi lebih baik, neraca perdagangan memburuk, dan Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneternya yang longgar,” tambahnya.
Dolar biasanya merugi terhadap rekan-rekan utamanya pada saat ekspansi global, ketika investor cenderung mengambil lebih banyak risiko.
Dalam perdagangan sore hari, indeks dolar turun 0,3 persen menjadi 90,103, setelah menyentuh level tertinggi hampir satu bulan di 90,956 pada Senin (18/1/2021).
Euro menguat 0,5 persen terhadap dolar menjadi 1,2163 dolar, juga naik 0,5 persen terhadap yen menjadi 125,92 yen.
Kepala Strategi Valas Global TD Securities, Mark McCormick, mencatat ada pergeseran untuk euro yang lebih rendah terhadap dolar karena penundaan vaksinasi di zona euro dibandingkan dengan Amerika Serikat.
“Penundaan ini akan menyebabkan waktu yang lebih lambat untuk kekebalan kelompok. Sisi negatif pasar adalah hal itu juga cenderung berdampak langsung pada tren mobilitas dan pertumbuhan,” tulis McCormick dalam catatan penelitian.
Greenback juga turun terhadap mata uang yang terkait dengan harga-harga komoditas seperti dolar Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Sterling juga menetapkan di level tertinggi baru 2,5 tahun terhadap dolar dan tertinggi baru delapan bulan terhadap euro di tengah harapan langkah cepat vaksinasi COVID-19 Inggris akan mengarah pada rebound yang relatif lebih cepat dalam pertumbuhan ekonomi.
Banyak analis secara keseluruhan memperkirakan dolar akan melanjutkan tren turunnya, yang membuatnya kehilangan hampir tujuh persen pada tahun lalu.