WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Buntut kelangkaan BBM jenis solar dan bio solar, membuat rugi para sopir truk angkutan, yang ada di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di daerah pelabuhan Trisakti lingkar selatan, kota Banjarmasin.
Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir, sopir truk terpaksa harus mengantre empat sampai empat hari di SPBU, untuk mendapatkan BBM jenis solar dan bio solar.
Saat dikonfirmasi wartabanjar.com, Area Manager Com, Rel, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria, mengatakan, untuk kuota Jenis BBM Tertentu (JBT) itu sudah ditentukan oleh regulator.
“Jadi untuk tugas Pertamina itu adalah menyalurkan solar JBT, yang notabenenya adalah bersubsidi ini, yang mana peruntukannya berdasarkan aturan dan dan berdasarkan kuota tahun berjalan,” ujar Susanto.
Terkait masalah kelangkaan, Susanto juga memaparkan, hal tersebut diakibatkan oleh kondisi status PPKM yang sudah mulai berangsur turun.
“Seperti diketahui turunnya level PPKM, menjadikan aktivitas masyarakat kembali bergeliat dalam era Normal Baru dan permintaan BBM meningkat juga. Sementara untuk stok Solar JBT aman dan tersedia berdasarkan kuota yang telah ditetapkan regulator,” papar Susanto.
Terlepas dari itu, kami sangat mengapresiasi kinerja pemerintah yang telah berhasil dalam memulihkan aktifitas masyarakat dengan turunnya level PPKM.
Sebelumnya diketahui, mediasi terkait masalah kelangkaan BBM jenis solar ini, telah dilakukan di Kantor Pelindo III, yang di hadiri oleh Ketua DPRD Kalsel, Kapolresta Banjarmasin, Dinas Perdagangan, dan Perwakilan Aliansi para sopir.