WARTABANJAR.COM, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk tidak pernah berkantor di Gedung Sate, Bandung, sejak menjabat sebagai gubernur. Hal ini ia sampaikan dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi17, pada Kamis (27/3/2025).
Dalam unggahannya, Dedi menegaskan bahwa di era digital saat ini, keberadaan fisik di kantor bukan lagi suatu keharusan bagi seorang pemimpin daerah.
BACA JUGA:VIDEO – SPBU Konawe Utara Terbakar, Si Jago Merah Lahap 2 Kendaraan dan Satu Polisi Alami Luka Bakar
“Saya tidak pernah ngantor dan belum pernah duduk di kursi gubernur. Di zaman sekarang, apa gunanya berkantor? Semua sudah bisa dilakukan secara digital,” ujarnya saat berbicara di hadapan perangkat sekolah di Jawa Barat seperti dikutip di Beritasatu.com.
Dedi menekankan bahwa kemajuan teknologi telah memungkinkan dirinya untuk tetap menjalankan tugas pemerintahan tanpa harus berada di kantor. Ia dapat menandatangani dokumen secara digital dan memeriksa surat-surat penting kapan saja dan di mana saja.
“Tanda tangan bisa dilakukan secara elektronik, bahkan sambil berbaring. Jika masih terpaku pada konsep kerja di kantor, itu sudah ketinggalan zaman,” katanya.
Ia juga mengubah pola kerja di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya, kebijakan terkait daerah seperti Tasikmalaya, Cirebon, atau Bogor diputuskan di Bandung. Namun, menurutnya, pola tersebut sudah tidak relevan.
“Jika ingin menentukan kebijakan untuk warga Bogor, saya harus berada di Bogor. Jika ingin menyelesaikan masalah di Ciamis, saya harus datang langsung ke Ciamis. Saya mengambil keputusan langsung di lokasi permasalahan,” tegasnya.