WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Tahun 2024 menjadi mimpi buruk bagi dunia ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan (Kalsel). Sepanjang Januari hingga Oktober, 937 pekerja di berbagai sektor terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dengan sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar.
Kondisi ini menambah angka pengangguran yang sudah mencapai 17.810 pencari kerja di Kalsel.
BACA JUGA:Jumlah PHK di Indonesia Tahun 2025 Berpotensi Mencapai 280 Ribu
Sektor Pertambangan Dominasi PHK
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalsel, sektor pertambangan mencatat angka PHK tertinggi dengan 479 pekerja kehilangan pekerjaan.
Sektor lain yang juga terdampak signifikan meliputi:
- Perdagangan, Jasa, dan Investasi: 324 pekerja.
- Pertanian/Perikanan: 47 pekerja.
- Industri dan Industri Dasar Kimia: 14 pekerja.
- Keuangan: 14 pekerja.
- Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi: 7 pekerja.
- Sektor lainnya: 50 pekerja.
Gelombang PHK ini mencerminkan kondisi perekonomian yang belum stabil, terutama di sektor pertambangan yang menjadi tulang punggung ekonomi Kalsel.
Tabalong Pimpin Angka Pengangguran
Tabalong menjadi daerah dengan jumlah pencari kerja tertinggi, mencapai 3.911 orang, diikuti oleh:
Tapin: 1.776 orang.
Balangan: 1.669 orang.
Banjarmasin: 1.658 orang.
Dari sisi pendidikan, mayoritas pencari kerja adalah lulusan SMA/SMK sebanyak 12.648 orang, diikuti lulusan SMP (2.314 orang) dan sarjana (1.838 orang).
Upaya Disnakertrans Kalsel
Untuk meredam dampak PHK, Disnakertrans Kalsel berupaya memberikan solusi melalui program pelatihan dan pendampingan.