Ternyata, Gerhana Matahari Hibrida Muncul 569 Kali dalam 5000 Tahun

    WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Fenomena alam langka gerhana matahari hibrida atau hibrid bakal terjadi pada Kamis (20/4/2023) mendatang.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Keduputian Bidang Geofisika merilis fenomena gerhana matahari sebagian ini dapat diamati di sebagian wilayah Indonesia.

    Selain gerhana matahari hibrid, fenomena gerhana matahari total juga terjadi. Hanya saja, fenomena langka ini hanya bisa diamati di dua lokasi saja yakni di Biak dan Pula Kisar. Sedangkan untuk gerhana matahari hibrid bisa dilihat di sebagian wilayah, termasuk di wilayah Jawa Tengah (Jateng).

    Mengutip laman Instagram resmi BMK @infobmkg gerhana matahari hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana.

    Sesuai namanya, gerhana Matahari hibrida adalah gabungan antara dua gerhana, yakni gerhana Matahari cincin dan gerhana Matahari total dalam satu fenomena.

    Fenomena Gerhana Matahari Hibrida ini dimulai dengan gerhana Matahari cincin yang berubah menjadi gerhana Matahari total.

    Kemudian dalam waktu singkat, gerhana akan kembali berubah menjadi gerhana Matahari cincin.

    Khusus Indonesia, hanya akan dilalui oleh jalur gerhana Matahari total lantaran jarak Bulan yang sedikit lebih dekat ke Bumi.

    Sementara itu, di kedua ujung gerhana yang terletak di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, akan mengalami gerhana Matahari cincin.

    Lantas, seberapa langka fenomena gerhana Matahari hibrida di Indonesia?

    569 kali gerhana Matahari hibrida dalam 5000 tahun

    Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan, akan ada 569 kali gerhana Matahari hibrida yang terjadi di seluruh dunia.

    Angka tersebut, kata dia, terjadi dalam 5000 tahun terakhir, sejak 2000 SM hingga 3000 M.

    “Itu artinya, setiap rata-rata 8,8 tahun akan terjadi gerhana Matahari hibrida,” terangnya kepada Kompas.com, Selasa (11/4/2023).

    Kendati demikian, terdapat abad yang sama sekali tidak merasakan gerhana Matahari hibrida, yakni abad ke-11 SM.

    Bukan hanya itu, terdapat pula abad yang hanya mengalami satu kali fenomena astronomis ini, antara lain abad ke-10 dan abad ke-25 M.

    Di sisi lain, ada juga abad yang merasakan gerhana Matahari hibrida paling banyak, yaitu abad pertama Masehi, sebanyak 25 kali.

    “Kemudian, disusul oleh abad ke-17 SM, abad ke-3 SM, abad ke-14 M, dan abad ke-17 M terjadi sebanyak 24 kali,” ujar Andi.

    “Sepanjang abad ke-21 ini, gerhana Matahari hibrida akan terjadi tujuh kali saja,” tambahnya.

    Menurut Andi, gerhana jenis ini terakhir kali melintasi Indonesia pada:

    26 April 1408
    8 Juli 1423
    23 Januari 1441
    25 Februari 1495
    10 Juli 1507
    6 Juni 1807.

    Selain Kamis 20 April 2023 mendatang, gerhana Matahari hibrida akan kembali melewati Indonesia pada:

    25 November 2049
    13 Oktober 2349
    17 Februari 2827.

    “Terlihat bahwa gerhana jenis ini dapat melintasi Indonesia hingga 5 kali dalam satu abad dalam periode 1408-1507,” kata Andi.

    Dia menambahkan, gerhana Matahari hibdrida selanjutnya akan terjadi kembali setelah 300 dan 215 tahun kemudian.

    “Di abad ke-21, gerhana Matahari hibrida akan melintasi Indonesia sebanyak dua kali,” ujarnya.

    Adapun setelah abad ke-21, fenomena gerhana jenis ini akan terjadi setelah 300 dan 478 tahun kemudian.

    Dengan demikian, tidak semua abad akan dilintasi gerhana Matahari hibrida di lokasi yang sama, dalam hal ini Indonesia.

    “Jika kita mengabaikan tipe gerhana, setiap rata-rata 2-3 tahun sekali, Gerhana Matahari akan melintasi Indonesia baik itu sebagian, cincin, maupun total,” terangnya.

    Tak hanya gerhana Matahari hibrida, Indonesia dalam 200 tahun mendatang juga akan mengalami gerhana Matahari, baik sebagian, total, maupun cincin.

    Andi mengatakan, gerhana Matahari sebagian lebih sering terjadi di Indonesia dengan rata-rata tiga kali setiap 5 tahun.

    Sedangkan, gerhana Matahari total, melintas sekitar 6-7 tahun sekali di wilayah Tanah Air.

    “Sementara itu, gerhana Matahari cincin melintasi Indonesia setiap 8-10 tahun sekali,” ungkapnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Juga :   VIRAL! Sopir Pajero Ngamuk di SPBU, Nyaris Habisi Kernet Bus Damri, Ini Permasalahannya!

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI