WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko menilai kasus siswi SD yang membunuh ibu kandungnya di Medan sebagai peringatan serius.
Ia mengatakan peristiwa tragis itu mencerminkan bahwa pendidikan karakter dalam keluarga belum berjalan secara maksimal.
Singgih menekankan keluarga adalah institusi pendidikan pertama yang sangat menentukan pembentukan kepribadian anak pada usia dini.
Menurutnya, anak usia sekolah dasar belum mampu menyaring realitas dari fiksi tanpa supervisi orang tua atau pendamping dewasa.
Dia mengingatkan bahwa paparan konten kekerasan tanpa pengawasan dapat menyebabkan nilai yang menyimpang tertanam dalam pola pikir anak.
Singgih menegaskan game online dan tontonan anime tidak bisa sepenuhnya disalahkan tanpa adanya kontrol orang tua terhadap konten digital.
Pendidikan karakter dan pembatasan penggunaan gadget harus diperketat oleh setiap keluarga agar tidak terjadi pengaruh negatif pada tumbuh kembang anak.
Kasus itu mencerminkan perlunya dialog terbuka antara orang tua dan anak terkait mana yang boleh ditiru serta dipahami secara tepat.
Polisi sebelumnya mengungkap motif siswi kelas VI yang bertindak itu karena terinspirasi dari game online serta serial anime kekerasan tertentu.
Publik kini menunggu langkah konkret pemerintah dan DPR dalam memperkuat pendidikan karakter serta pengawasan konten digital bagi anak. (Wartabanjar.com/berbagai sumber)
Editor: Andi Akbar

