Menurut National Center for Meteorology (NCM), salju pertama pada tahun 2025 ini dipicu oleh massa udara dingin dari kawasan Mediterania yang bergerak ke wilayah utara Arab Saudi.
Sistem cuaca tersebut membawa dampak signifikan berupa hujan deras, badai petir, hujan es, angin kencang, hingga kabut tebal.
Salju tidak hanya turun di wilayah Tabuk, tetapi juga meluas ke Hail, Qassim, serta sejumlah kawasan dataran tinggi lainnya.
Kondisi ini membuat Jabal Al-Lawz, dengan ketinggian sekitar 2.580 meter di atas permukaan laut, menjadi pusat perhatian warga lokal dan wisatawan yang memadati lokasi untuk mengabadikan momen langka tersebut.
Bukan Fenomena Baru, Tetapi Tetap Berisiko
Meski viral di media sosial dan memicu kekaguman publik, pakar meteorologi Mohammed bin Reddah Al Thaqafi menegaskan bahwa salju di wilayah utara Arab Saudi bukan fenomena baru.
Menurutnya, salju memang kerap terjadi pada musim dingin, terutama antara Desember hingga Februari, di wilayah dataran tinggi seperti Tabuk, Hail, dan Al-Jouf.
Fenomena ini erat kaitannya dengan pengaruh sistem cuaca Mediterania yang membawa udara dingin ke kawasan tersebut.
Namun demikian, NCM tetap mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem.
Otoritas meteorologi mengingatkan adanya potensi banjir, jalan licin akibat pembentukan es, serta gangguan aktivitas akibat cuaca ekstrem.
Masyarakat dan pengguna jalan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, membatasi perjalanan yang tidak mendesak, serta mengikuti informasi resmi cuaca demi menghindari risiko keselamatan.

