Kondisi ini membuat Jabal Al-Lawz, dengan ketinggian sekitar 2.580 meter di atas permukaan laut, menjadi pusat perhatian warga lokal dan wisatawan yang memadati lokasi untuk mengabadikan momen langka tersebut.
Bukan Fenomena Baru, Tetapi Tetap Berisiko
Meski viral di media sosial dan memicu kekaguman publik, pakar meteorologi Mohammed bin Reddah Al Thaqafi menegaskan bahwa salju di wilayah utara Arab Saudi bukan fenomena baru.
Menurutnya, salju memang kerap terjadi pada musim dingin, terutama antara Desember hingga Februari, di wilayah dataran tinggi seperti Tabuk, Hail, dan Al-Jouf.
Fenomena ini erat kaitannya dengan pengaruh sistem cuaca Mediterania yang membawa udara dingin ke kawasan tersebut.
Namun demikian, NCM tetap mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem.
Otoritas meteorologi mengingatkan adanya potensi banjir, jalan licin akibat pembentukan es, serta gangguan aktivitas akibat cuaca ekstrem.
Masyarakat dan pengguna jalan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, membatasi perjalanan yang tidak mendesak, serta mengikuti informasi resmi cuaca demi menghindari risiko keselamatan.
Fenomena salju di negeri gurun ini kembali menjadi pengingat bahwa perubahan cuaca ekstrem dapat terjadi di luar perkiraan, bahkan di wilayah yang dikenal panas dan kering. (wartabanjar.com/yayu/berbagai sumber)
Editor: Yayu

