WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Gerakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel hingga kini masih berlangsung.
Gerakan ini terjadi di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, seiring dengan kian menggemanya seruan untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan menentang penjajahan Israel.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut bahwa gerakan boikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel justru membawa berkah dan dampak positif bagi perekonomian lokal Indonesia.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Cholil Nafis, dikutip dari aneka sumber, Rabu (29/10/2025), memaparkan data survei menunjukkan adanya penurunan signifikan pada penjualan produk-produk yang masuk dalam daftar boikot.
Dia menyebut, dari 37 kategori produk ibu dan bayi yang disurvei, 92% di antaranya penjualannya menurun.
Selain itu, pada kategori produk kesehatan, 74% dari 29 merek yang diboikot juga mengalami penurunan serupa.
Ia mengatakan, target gerakan ini agar serangan terhadap Palestina berhenti, sebab seperti sudah diketahui bersama, bahwa dengan membeli produk-produk tersebut berarti menyumbang biaya untuk penjajahan Israel.
“Kami tidak ingin ada efek buruk (di dalam negeri),” ungkap Cholil.
Menyuburkan Perekonomian Dalam Negeri
Ia menjelaskan bahwa gerakan ini justru mendorong munculnya produk-produk lokal sebagai alternatif, yang pada akhirnya membantu perekonomian nasional.
Diharapkan dengan ini perekonomian dalam negeri juga menjadi lebih subur.
Pernyataan senada datang dari Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Hukum, Dr. KH Ikhsan Abdullah.

