“Ketemunya kalau sudah terjadi permasalahan. Begitu ketahuan, ya langsung diproses dan diberi sanksi tegas. Polri tidak mentolerir hal seperti itu,” tegasnya.
Isu Radikalisme Juga Jadi Perhatian Serius
Selain persoalan LGBT, Irjen Anwar juga mengungkapkan bahwa paham radikal turut menjadi ancaman yang diam-diam menyusup ke tubuh Polri.
Ia mencontohkan, dua polisi wanita (Polwan) di Maluku Utara pernah terpapar radikalisme hanya karena pengaruh media sosial. Kasus tersebut, kata dia, menjadi pelajaran penting agar seluruh anggota Polri semakin waspada terhadap penyebaran ideologi ekstrem di lingkungan internal.
Polri menegaskan akan terus memperkuat pengawasan internal, pembinaan karakter, dan penanaman nilai kebangsaan di semua jenjang, agar setiap anggota memiliki loyalitas tunggal kepada bangsa dan negara.
“Polri akan terus berbenah. Tidak ada ruang bagi penyimpangan dan paham radikal di tubuh Kepolisian,” tutup Irjen Anwar.(Wartabanjar.com/nurmuhammad)
editor: nur muhammad

