Rasulullah Pun Pernah Bercanda
Habib Umar kemudian mengutip contoh dari masa Rasulullah SAW. Pengasuh Darul Musthofa Tarim Hadhramaut Yaman itu menuturkan kisah sahabat Sayyidina Nuaiman, sahabat yang dikenal humoris di kalangan para sahabat.
“Sayyidina Nuaiman sering membuat Rasulullah tertawa. Bahkan pernah suatu kali beliau membeli buah dengan berutang, lalu memberikannya kepada Nabi sebagai hadiah. Ketika penjualnya datang menagih, Nuaiman berkata, ‘Tagih saja ke Rasulullah.’ Maka Nabi tertawa dan tetap membayarkannya,” tutur Habib Umar sambil tersenyum.
Kisah lain, lanjutnya, juga menunjukkan bahwa Rasulullah sendiri sesekali bercanda, tapi dengan cara yang lembut dan penuh makna.
“Ada orang datang meminta kendaraan untuk jihad, Rasulullah berkata, ‘Aku akan berikan anak unta.’ Orang itu bingung, karena mengira yang dimaksud bayi unta. Lalu Rasul menjelaskan, ‘Bukankah setiap unta adalah anak unta juga?’,” kisah Habib Umar, disambut tawa jamaah.
Rasulullah, menurut Habib Umar, bahkan pernah bercanda dengan seorang wanita yang salah paham soal “mata putih” suaminya. Namun semua dilakukan dengan santun, tanpa melukai perasaan siapa pun.
Niat dan Adab adalah Kuncinya
Dari penjelasan tersebut, Habib Umar menegaskan bahwa Islam tidak menolak humor, asalkan disertai niat yang benar, akhlak yang lembut, dan tujuan yang baik.
“Tertawa itu sunnah, asal tidak berlebihan dan tidak menghina. Menghibur orang lain dengan niat ikhlas bisa jadi amal besar di sisi Allah,” ucapnya.
Sang komika Rigen tampak tersenyum. Ia menundukkan kepala, pertanda terima kasih. (Wartabanjar.com/inilah.com)

