WARTABANJAR.COM, PELAIHARI – Petani di Kabupaten Tanah Laut (Tala) tengah menghadapi cobaan berat. Dua masalah krusial — kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar dan irigasi yang belum optimal — kini menjadi momok yang mengancam target panen padi tiga kali setahun.
Isu ini disoroti langsung oleh Bupati Tanah Laut, H Rahmat Trianto, saat menghadiri Panen Raya dan Tanam Padi di Desa Tambak Karya, Kecamatan Kurau, Selasa (12/8/2025).
Solar Mahal & Distribusi Bermasalah
Bupati Rahmat mengungkapkan keluhan petani yang kesulitan mendapatkan solar untuk mengoperasikan alat dan mesin pertanian (alsintan) bantuan pemerintah.
BACA JUGA:Tanah Laut Bidik Panen Padi 3 Kali Setahun, Bupati Rahmat Tantang Petani Kerja Keras Demi Swasembada
Lebih parahnya, ada dugaan oknum bermain dalam distribusi sehingga harga solar di pedesaan melambung drastis.
“Kadang harga solar yang Rp6.800 bisa jadi Rp10.000 bahkan Rp13.000,” ujarnya.
Kondisi ini membuat biaya operasional petani melonjak, sementara keuntungan semakin tergerus.
Irigasi Belum Sempurna, Panen Terhambat
Selain BBM, masalah irigasi juga menjadi hambatan besar. Bupati Rahmat menegaskan bahwa sistem pengairan yang belum tuntas membuat petani sulit mencapai target panen berulang.
“Program ini akan berhasil kalau sistem pengairan kami sempurna. Kalau hujan turun, air harus bisa langsung masuk ke sawah,” tegasnya.
Ia pun meminta dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, untuk segera menyelesaikan persoalan teknis ini.
Jika masalah BBM dan irigasi dapat diatasi, Bupati optimistis Tanah Laut bisa menjadi salah satu lumbung padi utama di Kalimantan Selatan dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.(Wartabanjar.com/Gazali)