Mediasi Desa Buntu, Kecamatan Turun Tangan
Karena tidak menemukan titik temu, pemerintah desa melaporkan kasus ini ke kecamatan. Camat Pandawan, M. Affauw Al Bagaq, menyampaikan bahwa pihaknya mulai menangani setelah mendapat laporan dari Polsek mengenai reaksi warga yang sempat hendak membakar rumah salah satu terduga pengikut ajaran sesat.
Mediasi tingkat kecamatan digelar Kamis (26/6/2025), dihadiri aparat TNI, Polri, MUI, dan pemerintah desa. Dalam forum tersebut, tiga dari lima warga menyatakan kesediaan untuk kembali ke ajaran Islam. Satu orang lainnya memilih meninggalkan rapat sebelum selesai, sementara satu lainnya diberi waktu untuk berpikir.
“Kami beri waktu tiga hari untuk mereka menentukan sikap. Kami tidak memaksakan, tapi demi menjaga harmoni masyarakat,” jelas Camat Affauw.
Akhirnya, pada Senin malam (30/6/2025), digelar prosesi pengucapan dua kalimat syahadat sebagai simbol kembalinya mereka ke Islam. Proses tersebut dilakukan di hadapan tokoh agama, aparat, dan perangkat desa. Warga berinisial M, yang tidak hadir saat mediasi, juga telah dimintai keterangan secara terpisah dan menyatakan tidak ingin menimbulkan keresahan.
Fokus Kecamatan: Jaga Rukun, Bukan Hakimi Ajaran
Camat Affauw menegaskan bahwa tugas pihaknya bukan menetapkan kesesatan suatu ajaran, tetapi menciptakan ketenteraman dan menjaga kerukunan sosial.
“Kami ingin membina warga, bukan menghakimi keyakinannya. Yang penting, masyarakat bisa hidup damai dan kembali rukun,” tuturnya.
Pasca prosesi syahadat, kelima warga tersebut kini dikabarkan sudah mulai berbaur kembali. Mereka turut mengikuti sholat Jumat, gotong royong, dan kegiatan sosial-keagamaan lainnya. Pihak desa tetap memberi imbauan agar tidak ada lagi pertemuan tertutup kelompok tersebut, guna mencegah kecurigaan baru dari warga.(Wartabanjar.com/Adew)