WARTABANJAR.COM – Di tengah maraknya belanja online sistem cash on delivery (COD), kasus penganiayaan terhadap kurir kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang pemuda asal Pamekasan, Madura, bernama Irwan Siskiyanto (21), yang babak belur usai mengantarkan paket.
Peristiwa terjadi pada Senin, 30 Juni 2025, saat Irwan tengah menjalankan tugasnya mengantar barang pesanan ke sebuah rumah di Kecamatan Pademawu. Barang yang diterima ternyata tidak sesuai dengan keinginan pembeli, memicu keributan.
Tak lama setelah barang diterima, Irwan dipaksa mengembalikan uang oleh penghuni rumah. Situasi memburuk ketika suami pembeli yang datang langsung melayangkan kekerasan fisik. Irwan dicekik, hingga mengalami luka di bagian mulut dan kesulitan bernapas. Selain itu, dompet miliknya juga diambil dan sebagian uang di dalamnya raib begitu saja.
Padahal, dalam sistem COD, kurir hanya bertugas mengantarkan barang dan menerima pembayaran, bukan bertanggung jawab atas isi atau kualitas produk. Sayangnya, pemahaman ini masih minim di tengah masyarakat.
Video penganiayaan itu pun beredar luas di media sosial dan menuai kecaman publik. Banyak yang mengecam aksi main hakim sendiri, apalagi dilakukan terhadap kurir yang hanya bekerja sesuai prosedur.
Kasus ini kembali membuka luka lama tentang bagaimana perlindungan terhadap pekerja lapangan masih sangat lemah. Hingga saat ini, belum ada kabar jelas soal tindakan hukum terhadap pelaku.
Menganiaya kurir karena kecewa dengan barang, sama saja memarahi tukang pos karena isi surat tak menyenangkan. Di era digital, literasi harus sejalan dengan empati. Jika tidak, kasus seperti ini akan terus menerus terjadi.
Bagaimana menurut warganet, apakah sistem COD justru lebih sering bikin masalah?