Ia menegaskan bahwa Pemprov Kalsel menargetkan terbentuknya tiga kluster layanan angkutan massal di Kalsel, yakni Trans Banjarbakula, Trans Banua Anam, dan Trans Saijaan Bersujud, yang ke depannya akan saling terkoneksi dengan angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP), bahkan ke moda transportasi udara seperti Bandara Internasional Syamsudin Noor dan Bandara Warukin di Tabalong.
Sementara itu, Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kebijakan Pembangunan Daerah, Nurul Fajar Desira, turut memberikan pandangan dalam pertemuan tersebut.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk mendorong percepatan pembangunan transportasi.
“Pertumbuhan ekonomi tidak akan maksimal tanpa dukungan sistem transportasi yang memadai. Transportasi yang baik akan berdampak besar terhadap penurunan angka kemiskinan, pengangguran, dan meningkatkan konektivitas antarwilayah,” jelas Nurul Fajar Desira.
Menurutnya, sebagai tindak lanjut, akan disusun rencana aksi konkret dan komitmen bersama antara gubernur dan para bupati untuk merealisasikan sistem transportasi massal di dua wilayah tersebut, dengan target implementasi paling lambat tahun 2029, sesuai visi pembangunan Gubernur Kalsel, H. Muhidin.
Rapat koordinasi ini disambut antusias oleh perwakilan dari kabupaten yang hadir. Mereka menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dan berkomitmen mendukung pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi.
“Langkah ini menunjukkan optimisme Pemprov Kalsel dalam mewujudkan layanan transportasi publik yang modern, inklusif, dan berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Kalimantan Selatan,” pungkasnya. (MC Kalsel)