WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terus berflutuasi seiring tidak menentunya kebijakan ekonomi global.
Rupiah sempat mengalami tekanan berat hingga menyentuh angka di atas 17.000 per 1 dolar AS setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan penerapan tarif impor.
Situasi perdagangan hari ini setelah libur panjang lebaran, nilai tukar rupiah pun terpantau masih anjlok.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari pertama kerja usai libur Lebaran, Selasa (8/4/2025), ditutup pada posisi Rp16.860 per dolar AS, atau melemah 1,84 persen.
Depresiasi pada rupiah hari ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan 27 Maret 2025 yang menguat 0,12 persen.
Baca juga:Wisatawan Jatuh Bergelimpangan di Jalan Berlumpur dan Licin Menuju Pantai Teluk Tamiang Kotabaru
Sementara indeks dolar (DXY) tercatat turun 0,13 persen ke angka 103,12.
Kebijakan tarif AS memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang.
Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi
Indonesia menjadi korban baru dalam perang dagang Presiden AS Donald Trump. Indonesia akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32 persen karena besarnya defisit AS ke Indonesia.
Meski demikian, BI melakukan intervensi saat pembukaan pasar demi mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah.
Terlihat kurs bergerak stabil pada level Rp16.850. (Berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi