Setelah Copot Pemimpin Wilayah Bulog Kalsel, Mentan Amran Semprot Bulog Cuma Menunggu di Gudang

    Mentan juga menyoroti pentingnya koordinasi antara Bulog dan masyarakat desa, menegaskan bahwa Bulog tidak seharusnya menunggu petani untuk mengajukan permintaan, melainkan harus proaktif dalam mendukung mereka.

    “Jika padi sudah kuning, itu tanda siap panen. Jika petani dibiarkan berjalan sendiri, kapan negara ini bisa maju?” ujarnya dengan tegas.

    Selain masalah harga, petani juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai irigasi yang tidak memadai.

    Menanggapi hal ini, Mentan Amran berjanji untuk segera mencari solusi agar produksi pertanian di Tanah Laut dapat ditingkatkan.

    “Kami akan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), memperbaiki irigasi, dan memastikan harga gabah tetap stabil,” tambahnya.

    Mentan juga menekankan perlunya evaluasi terhadap kinerja Bulog, yang selama ini terkesan menunggu gabah di gudang, padahal petani membutuhkan kepastian harga dan akses pasar yang jelas.

    Dengan harapan dan komitmen yang kuat dari Mentan Amran, petani di Kecamatan Kurau berharap agar permasalahan yang mereka hadapi dapat segera teratasi, sehingga kesejahteraan mereka dapat meningkat dan ketahanan pangan di daerah tersebut dapat terjaga.

    Perlu dicatat bahwa keluhan petani mengenai harga gabah yang rendah dan masalah irigasi telah ada sebelum kepemimpinan Bupati Tanah Laut, H. Rahmat Trianto, dan Wakil Bupati, H. Muhammad Zazuli.

    Bupati Rahmat berkomitmen untuk menindak mafia pupuk dan memperbaiki sektor pertanian di Tanah Laut, yang kini terbukti dengan kelancaran distribusi pupuk kepada petani dengan harga yang sesuai harapan mereka.

    Baca Juga :   Berantas Premanisme, Opsnal Macan Resta Banjarmasin Obok-obok Pasar Bawang

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI