Meskipun tergabung dalam komunitas budaya, Inai mengakui bahwa belum ada organisasi resmi yang menaungi pengrajin gelang simpai.
Namun, hal itu tidak menyurutkan langkahnya. Ia berharap pemerintah memberikan dukungan berupa fasilitas dan ruang kreatif agar para pengrajin dapat terus berkarya.
Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp150 ribu, gelang simpai buatan Inai telah menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.
Ia juga berbagi tips perawatan gelang agar tetap awet, seperti membersihkannya dengan minyak alami untuk menjaga kilauannya.
Bagi Inai, melestarikan gelang simpai adalah bentuk pengabdian kepada leluhur dan budaya Dayak Meratus.
Ia bermimpi melihat kerajinan ini dikenal lebih luas, tidak hanya sebagai aksesoris, tetapi juga sebagai lambang kebanggaan dan kekayaan budaya Indonesia.
“Dengan memahami dan mencintai budaya kita sendiri, kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa tradisi ini memiliki nilai yang tak ternilai,” tuturnya.
Inai berharap generasi muda dan masyarakat luas semakin sadar akan pentingnya melestarikan tradisi ini.
Melalui tangan-tangan kreatif, ia percaya gelang simpai akan terus hidup sebagai simbol harmoni antara manusia, budaya, dan alam.(Alfi)
Editor Restu