WARTABANJAR.COM, MOSKOW – Kremlin secara tegas menolak bertanggung jawab atas insiden tragis jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines J2 8243 di wilayah Aktau, Kazakhstan, pada Desember 2024. Tragedi memilukan ini menewaskan 38 orang dan memicu ketegangan diplomatik panas antara Rusia dan Azerbaijan.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dengan lantang menuduh pesawat Embraer E190 (4K-AZ65) tersebut ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia. Insiden fatal itu terjadi di atas kota Grozny, Chechnya, saat pesawat dalam perjalanan dari Baku dan dijadwalkan mendarat di Grozny sebelum akhirnya jatuh dengan tragis.
Bungkam Soal Keterlibatan
Meski Kremlin mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara Rusia sedang aktif untuk menghadapi ancaman drone Ukraina pada saat insiden, mereka membantah tuduhan bahwa pasukan mereka secara langsung menembak jatuh pesawat tersebut.
BACA JUGA:Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh, Vladimir Putin Minta Maaf ke Presiden Ilham Aliyev
“Kami tertarik pada investigasi yang objektif dan tidak memihak untuk menentukan penyebab kecelakaan ini,” tegas Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah dua kali berbicara dengan Ilham Aliyev terkait insiden ini, namun hingga kini belum ada pengakuan kesalahan atau permintaan maaf resmi dari Moskow.
Aliyev Geram: Tuntut Permintaan Maaf dan Hukuman Berat
Presiden Ilham Aliyev tidak bisa menyembunyikan kemarahannya atas respons Rusia. Ia menuntut permintaan maaf resmi dari Kremlin dan menyerukan agar pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini diberi sanksi tegas.