WARTABANJAR.COM, SEOUL – Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024), menewaskan 179 dari 181 penumpang. Diduga, pagar beton setinggi 4 meter di ujung landasan pacu menjadi penyebab parahnya insiden tersebut.
Pesawat Boeing 737-800 (HL8088) yang terbang dari Bangkok mengalami kerusakan mesin dan roda pendaratan sebelum akhirnya menabrak pagar beton yang menopang localizer—antena penunjuk arah landasan pacu. Tabrakan tersebut memicu ledakan besar dan kebakaran hebat.
Struktur beton tersebut, awalnya setinggi 2 meter, ditinggikan menjadi 4 meter dengan tambahan tanah pada tahun lalu untuk menyesuaikan posisi localizer dengan landasan pacu yang miring. Para ahli menyebut, keberadaan pagar beton di ujung landasan sangat tidak wajar dan bisa membahayakan keselamatan penerbangan.
“Seharusnya tidak ada struktur beton di ujung landasan pacu,” tegas seorang pakar penerbangan.
Di bandara lain, seperti Bandara Gimpo, Seoul, localizer dipasang langsung di permukaan tanah tanpa tambahan beton tinggi, sehingga lebih aman bagi pesawat yang mendarat.
Namun, otoritas Bandara Muan berdalih bahwa peninggian beton dilakukan demi memastikan fungsi optimal localizer. “Kami tidak menemukan pelanggaran keselamatan,” ujar pejabat Kementerian Pertanahan, Senin.
BACA JUGA:Terungkap, Usia Pesawat Jeju Air yang Mengalami Kecelakaan di Bandara Muan Korsel