BNNP Klaim Peredaran Narkoba di Kalsel Alami Penurunan, 14 Desa Masih Berstatus Bahaya

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Sepanjang tahun 2024 peredaran narkoba di Kalimantan Selatan mengalami penurunan.

    Meski demikian, Kalimantan Selatan masih masuk dalam daerah rawan narkoba. Bahkan ada 14 kelurahan atau desa masuk kategori bahaya.

    Keran itu, peredaran Narkoba harus menjadi perhatian yang sangat serius di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sebab Narkoba jenis sabu sudah masuk ke semua lini, mulai dari masyarakat hingga ke level pemerintah.

    Peringatan itu, disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalsel, Brigjen Pol. Wisnu Andayana, saat Press Relese Akhir Tahun kepada rekan media, di Aula kantor Banjarmasin, Selasa (24/12/2024).

    Baca juga:Kapolda Kalsel Tinjau Lahan Program Ketahanan Pangan 120 Ha di Jalan Gubernur Syarkawi Km 5

    Ia mengatakan, tahun ini ada penurunan dari jumlah peredaran karena gencarnya Polda Kalsel dan jajaran yang berhasil mengungkap puluhan kilo narkotika.

    Namun demikian, dari peta BNNP semua daerah di Kalsel tetap berstatus kawasan rawan narkoba, bahkan dari seluruh daerah, ada sebanyak 14 kelurahan atau desa yang berstatus bahaya.

    “Mohon para masyarakat waspada. Semua lini sudah masuk narkoba. Ketahanan keluarga sangat penting untuk mencegah masuk ancaman narkoba ini,” ungkapnya.

    Wisnu menyatakan, Kalsel sangat perlu memiliki pusat rehabilitasi pengguna narkoba sendiri, sehingga penanganan korban, bisa lebih maksimal untuk sembuh dan tidak perlu ke daerah lain.

    “Kenapa saya katakan sangat penting Kalsel punya pusat rehabilitasi, kalsel darurat narkoba. Ini untuk menyelamatkan masyarakat Kalsel. Selama ini, korban rehabilitasi kita kirim ke daerah orang untuk berobat,” katanya.

    Baca Juga :   FAKTA BARU Aksi Begal di Semangat Dalam Batola, Korban Dipukul Kayu Ulin dan Kepala Ditenggelamkan!

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI