WARTABANJAR.COM, PARINGIN – Berkat dorongan kuat dari orang tua dan kakaknya, Raihanuddin berhasil menghafal hampir 30 juz Al-Qur’an meski tidak pernah menempuh pendidikan di pesantren tahfiz.
Raihanuddin memulai perjalanan menghafal Al-Qur’an sejak duduk di kelas lima sekolah dasar, meskipun pada awalnya ia merasa kesulitan karena kemampuan membaca Al-Qur’an yang masih terbatas.
“Saya awalnya berpikir akan sulit menghafalnya, karena membacanya saja saya kurang bisa,” ujarnya.
Namun, dorongan kuat dari keluarga mendorong Raihanuddin untuk terus berusaha. Ia mulai menyetorkan hafalannya di Rumah Tahfiz Istiqamah di Desa Awayan Hilir, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan. Meskipun tidak pernah belajar di pesantren khusus tahfiz, Raihanuddin mampu meningkatkan kemampuannya setelah mengikuti metode tahsin.
“Dulu saya membaca Al-Qur’an masih terbata-bata, tapi setelah mengikuti metode tahsin, sekarang bisa membaca dengan lancar, dan Alhamdulillah saya juga bisa menghafal,” ungkapnya.
Raihanuddin pun memberanikan diri untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kabupaten pada tahun 2016 saat usianya baru 12 tahun.
Ia mengikuti cabang Hifzil Qur’an 5 juz dan tilawah, dan berhasil meraih juara kedua. Pengalamannya di MTQ dijadikannya sebagai motivasi untuk terus meningkatkan dan menjaga hafalannya.
“Saya ikut MTQ pertama kali saat berusia 12 tahun, waktu itu saya ikut Hifzil Qur’an 5 juz dan tilawah, dan Alhamdulillah meraih juara kedua,” ujarnya.
Selain itu, Raihanuddin juga menyampaikan pesan kepada para penghafal Al-Qur’an. Menurutnya, mereka yang diberi keinginan untuk menghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjaga kitab suci-Nya.