WARTABANJAR.COM, RABAT – Menyusul hujan lebat yang belum pernah terjadi dalam kurun waktu setengah abad terakhir, membuat banyak wilayah di gurun Sahara yang gersang berubah menjadi rawa.
Pemerintah Maroko mengatakan hujan selama dua hari di bulan September 2024 melebihi rata-rata curah hujan tahunan di banyak wilayah gurun Sahara.
Baca juga:Fenomena Alam Langka, Salju dan Kristal Es Penuhi Gurun Sahara, Aljazair, Januari 2022
Laporan AP pada Kamis (10/10/2024), di Tagounite, sebuah desa sekitar 450 km selatan ibu kota Maroko, Rabat, curah hujan tercatat lebih dari 100 mm dalam 24 jam.
Gurun Sahara yang terletak di tenggara Maroko merupakan salah satu tempat terkering di dunia dan jarang turun hujan di akhir musim panas.
Namun hujan yang turun belakangan ini menyebabkan banyak wilayah di terendam banjir dan berubah menjadi rawa.
Menurut pemerintah Maroko, ini adalah hujan terberat dalam beberapa dekade terakhir.
Hujan deras menciptakan gambaran dramatis air mengalir di atas bukit gurun pasir. Citra satelit NASA menunjukkan air memenuhi Danau Iriqui yang telah kering selama 50 tahun terakhir.
“Sudah sekitar 30-50 tahun sejak kita melihat hujan deras seperti ini,” kata Houssine Youabeb, pejabat Departemen Umum Meteorologi Maroko.
Hujan seperti itu dapat mengubah cuaca di wilayah tersebut selama berbulan-bulan dan tahun-tahun mendatang, karena kelembapan udara yang tinggi menyebabkan lebih banyak penguapan, dengan demikian, akan lebih banyak hujan.
Kekeringan selama enam tahun berturut-turut telah menyebabkan Maroko mengalami kesulitan. Kondisi ini memaksa para petani meninggalkan ladang mereka untuk membatasi penggunaan air.
Kini curah hujan yang melimpah ini akan mengisi kembali cadangan air, tetapi tidak jelas sejauh mana hal ini dapat membantu mengurangi kekeringan.(pwk)
Editor: purwoko