WARTABANJAR.COM, TAIWAN – Penyelidik Taiwan pada tanggal 23 September menginterogasi dua karyawan perusahaan IT di negara tersebut sebagai bagian dari penyelidikan atas pengiriman perangkat komunikasi yang meledak dan menghantam kelompok militan Lebanon, Hizbullah.
Banyak pertanyaan mengenai dari mana perangkat tersebut berasal dan bagaimana perangkat tersebut dipasok ke kelompok militan itu, setelah ratusan pager dan radio dua arah meledak di seluruh Lebanon pada 17 September lalu. Ledakan itu menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
Baca juga:Vietnam dan Malaysia Ambil Langkah Amankan Warganya di Lebanon
The New York Times melaporkan bahwa Israel telah memasukkan bahan peledak ke dalam pengiriman pager dari Gold Apollo Taiwan, mengutip pejabat AS dan pejabat anonim lainnya.
Penyelidik Taiwan awalnya menggeledah empat lokasi dan menanyai dua orang, termasuk kepala Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, yang membantah memproduksi perangkat tersebut.
Pada tanggal 23 September, kantor kejaksaan mengatakan telah menginterogasi dua karyawan perusahaan lagi.
“Hari ini, mereka juga mengarahkan divisi Keamanan Nasional… untuk mewawancarai mantan atau karyawan saat ini (Gold Apollo) sebagai saksi,” kata kantor kejaksaan di distrik Shilin, Taipei, tempat perusahaan tersebut bermarkas.
“Keduanya membantu memperjelas kasus ini, dan seluruh kasus sedang diselidiki secara intensif,” kata kantor kejaksaan dalam sebuah pernyataan.
Penyelidik sejauh ini belum menyebutkan satupun saksi, meskipun Hsu terlihat pada tanggal 19 September bolak-balik antara kantor dan markas besarnya bersama penyelidik.