“Saya terkejut dan sangat sedih (Presiden Prancis) Macron telah turun terlibat dalam penyanderaan sebagai sarana untuk mendapatkan akses ke komunikasi pribadi. Hal ini tidak hanya merendahkan Prancis, tetapi juga dunia,” ucap dia seperti dilansir Anadolu.
Baca juga:Bos Telegram Ditangkap Polisi Setelah Jet Pribadinya Mendarat di Prancis
Selain itu, sebuah unggahan dari akun End Wokeness di X pada Minggu memposting rincian tren yang berkembang dalam penyensoran global, “Inggris menangkap warga negara secara massal karena meme.
Prancis menangkap pendiri Telegram. Irlandia mencoba melarang ‘meme yang kejam.’ Brasil memaksa X untuk meninggalkan negara tersebut. Australia mencoba menyensor unggahan X. Uni Eropa mencoba memeras Elon Musk. DOJ (Departemen Kehakiman AS) memenjarakan seseorang karena meme. (Presiden Venezuela) Maduro memblokir semua akses ke X.”
Elon Musk, pemilik X, menanggapi postingan ini pada Minggu dengan peringatan: “Masa yang berbahaya.”
Musk, yang telah menjadi pendukung vokal kebebasan berbicara, juga mendukung Durov, dengan membagikan tagar #FreePavel pada akhir pekan kemarin dan menekankan urgensi melindungi kebebasan berekspresi di lingkungan yang semakin ketat.
Macron bela penangkapan Durov
Menanggapi kritik yang meningkat, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin membahas masalah tersebut secara langsung di X, dengan menegaskan bahwa: “Prancis sangat berkomitmen pada kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, pada inovasi, dan pada semangat kewirausahaan.”
Macron menekankan bahwa penangkapan Durov “sama sekali bukan keputusan politik” tetapi merupakan bagian dari “penyelidikan peradilan yang sedang berlangsung” yang dilakukan oleh badan peradilan independen.