WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Perum BULOG memastikan penyerapan gabah kering panen (GKP) tetap dilakukan meskipun harganya telah melambung tinggi mencapai Rp 6.700-7.000 per kilogram (kg), atau di atas ketetapan harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp 6.000 per kg.
Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita menjelaskan saat harga GKP tinggi, Bulog dapat menyerap dengan mekanisme komersial sehingga pihaknya tetap bisa menjaga stok beras di pasar.
“Kalau harganya (gabah) tinggi kita serap komersial, karena kita juga punya peluang jualan, jadi kita serap terus,” Febby usai acara Bulog Fun Morning di Jakarta, Minggu (4/8/2024).
BULOG mencatat realisasi penyerapan beras dalam negeri telah mencapai 800.000 ton.
Selain untuk program SPHP, sebagian beras juga dijual secara komersial untuk keberlangsungan usaha BUMN Pangan ini.
Meski begitu, Febby menegaskan beras kemasan premium ini tetap dijual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yakni Rp 14.900-Rp 15.800 per kg bergantung zonasi.
Tujuannya, agar masyarakat juga memiliki pilihan beras berkualitas dengan harga yang masih terjangkau.
BACA JUGA: Serangan Israel di Lebanon Tewaskan Pejabat Hamas, Korban Tewas Sekitar 100 Orang
“Jadi kalau HET premium Rp 14.900/kg ya kita tidak akan jual di atas itu walaupun kadang tidak ada untung yang penting kita hadir ke masyarakat dengan supaya dapat harga terjangkau,” ungkapnya, dikutip dari laman BULOG, Minggu (11/8/2024).
Saat ini, BULOG juga terus mengembangkan produk beras dari sisi komersial agar lebih dikenal oleh masyarakat.