WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Sebuah keluarga yang selamat dari tanah longsor di Chooralmala Distrik Wayanad, wilayah Kerala India membawa serta kisah kuat tentang kelangsungan hidup, kasih sayang, dan pemahaman yang tak mampu diungkapkan antara manusia dan satwa liar.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor besar menimpa wilayah Kerala dalam beberapa hari terakhir, dimana ratusan jenazah ditemukan di antara puing-puing bebatuan dan longsoran tanah.
Baca juga:Ratusan Warga di Ethiopia Jadi Korban Tanah Longsor
Update korban yang dilaporkan Hindustantimes, Sabtu (3/8/2024) jumlah jenazah yang ditemukan akibat longsor Wayanad bertambah menjadi 210 orang. Sementara ada 187 orang telah dipulangkan dari rumah sakit.
Namun, sekitar 300 orang masih hilang dan sedikit harapan mereka masih hidup.
Di balik benacana itu ada kisah yang cukup menarik. Menurut laporan The Times of India, Sujatha Aninanchira dan keluarganya berada dalam situasi yang mencekam karena jiwa mereka terancam ketika tanah longsor besar meratakan rumah mereka di Chooralmala.
Terjebak di bawah puing-puing, Sujatha, bersama putrinya Sujitha, suaminya Kuttan, dan cucu Sooraj (18) dan Mridula (12), menghadapi apa yang dianggap sebagai perjuangan penyelamatan paling mencekam.
Sujatha, seorang pemetik teh di Perkebunan Teh Harrisons Malayalam di Mundakkai selama 18 tahun, menceritakan cobaan berat yang mereka alami saat bencana melanda.
“Pada Senin malam saat hujan deras mulai jam 4 sore, saya bangun jam 1.15 pagi. Segera saya mendengar suara keras, dan air bah mengalir ke dalam rumah kami. Atap rumah kami roboh menimpa kami, menyebabkan putri saya terluka parah”.