Kinerja APBN dari sisi pendapatan sampai dengan Juni 2024 telah terealisasi sebesar Rp9,93 triliun atau 42,95 persen dari target.
Jika dibandingkan pada periode yang sama di 2023, kinerja pendapatan APBN terkontraksi 22,96 persen.
Walaupun secara total penerimaan negara mengalami kontraksi, disisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menunjukkan angka pertumbuhan positif yaitu 10,11 persen dengan realisasi sebesar Rp908,54 miliar.
“Dari sisi belanja negara, realisasi total belanja negara sebesar Rp17,43 Triliun atau 45,37 persen dari pagu sebesar Rp38,42 triliun. Capaian ini meningkat 24,93 persen dibandingkan tahun lalu. Realisasi Belanja untuk Juni 2024 terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp4,27 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp13,17 Triliun,” ucapnya lagi.
Penjelasan lebih rinci untuk pendapatan negara adalah Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri mencapai Rp8,87 Triliun atau 41,34 persen dari target, terkontraksi sebesar 24,32 persen (yoy).
Kontribusi terbesar berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp5,49 triliun, kemudian PPN memberikan kontribusi sebesar Rp3,11 triliun.
Tiga sektor yang memberikan kontribusi penerimaan perpajakan terbesar berasal dari pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 33,8 persen.
Sektor kedua adalah perdagangan besar dan eceran sebesar 18,5 persen serta ketiga adalah pengangkutan dan pergudangan sebesar 16,4 persen.
Secara kumulatif, mayoritas sektor utama masih tumbuh positif sampai dengan Juni 2024, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Perdagangan Besar, Sektor Sektor Pertanian, dan Sektor Konstruksi yang mengalami kontraksi. (MC Kalsel)