WARTABANJAR.COM, YOGYAKARTA – Di tengah gempuran beraneka ragam mainan anak produk luar negeri, yang sebagian juga kurang memiliki nilai eduksi, karya mahasiswa ini hadir menjadi alternatif mainan.
Lima mahasiswa dalam tim PKM-K UGM, berhasil membuat produk mainan bongkar pasang berbentuk rumah adat yang disebut Arcibo.
Produk ini terintegrasi dengan teknologi augmented reality (AR) yang bisa diakses melalui aplikasi di QR code yang tertera.
Saat ini, bongkar pasang rumah adat yang dibuat adalah rumah adat Joglo. Untuk ke depannya, tim ARCIBO berencana membuat versi Honai, Gadang, dan Betang.
Tim ARCIBO terdiri dari 5 orang yang beranggotakan Muhammad Rizqi (Teknologi Informasi, 2021), Apriana Vika Vianbara (Manajemen, 2021), Angelina Krishna (Arsitektur, 2022), Indri Wulandari (Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil, 2022), dan Shofy Azzahra (Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil, 2022).
Disebutkan oleh tim ini, produk bongkar pasang tersebut telah dijual secara luring maupun daring ke berbagai daerah di pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Arcibo juga sudah memiliki banyak akun media sosial dan marketplace yang digunakan untuk penjualan produk. Selain dijual secara langsung, Arcibo juga membuka penjualan secara pre-order untuk mengatasi permintaan barang saat tidak ada stok.
Sebab, proses pembuatannya sendiri masih homemade sehingga membutuhkan proses yang cukup lama.
“Salah satu tantangan terbesar kami adalah pembuatan produk. Sebab, kami yakin fondasi dasar sebuah produk adalah kualitas produk itu sendiri,” jelas Rizqi, sebagai ketua tim Arcibo.
Pencipraan karya Arcibo berawal dari keinginan tim dalam menjaga tradisi lewat rangkaian bongkar pasang yang terintegrasi dengan teknologi AR.
Oleh karena itu, Shofy menciptakan jargon Arcibo yang berbunyi “Menjaga Tradisi, Merangkai Kreasi” sebagai jargon resmi Arcibo.
“Kami berharap dengan adanya produk yang menarik dan inovatif seperti ini, anak-anak mulai mengagumi kebesaran budayanya sendiri,” ucap Apriana. (pwk)
Editor: purwoko