WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Mantan Bendahara Pengeluaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Puguh Hari Prabowo memberikan kesaksian mengejutkan terkait kasus Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Dia menyebutkan para pejabat di Kementan diminta mengumpulkan uang Rp 1 miliar untuk membiayai umrah SYL di Arab Saudi.
Umrah dilakukan SYL di sela kunjungan kerja pada sekitar akhir 2022.
“Terjadi pada Desember 2022, kami dikumpulkan dan mendapat arahan agar patungan sebesar Rp 1 miliar untuk kegiatan Pak SYL di Arab Saudi atau umrah bahasanya,” ungkapnya saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Puguh mengatakan, awalnya dipanggil Sekretaris Direktorat Jenderal PSP Kementan, Hermanto, untuk berkumpul dengan para pegawai lainnya guna mendapatkan arahan.
Saat para pegawai dikumpulkan, dia menuturkan Kabag Umum Ditjen PSP Jamil Baharudin memberikan arahan agar masing-masing Direktorat di Kementan bisa mengumpulkan dana untuk kegiatan SYL di Arab Saudi.
Setelah mendapatkan arahan tersebut, kata Puguh, para pejabat di lima Direktorat Kementan langsung mengumpulkan uang untuk kebutuhan SYL itu masing-masing Rp200 juta.
Namun, dia melanjutkan, hanya pejabat di Sekretariat Jenderal Kementan yang tidak mengumpulkan uang patungan lantaran anggaran di Sekretariat Jenderal sudah tidak ada.
“Semua uangnya dikumpulkan ke Pak Jamil Baharuddin dan diserahkan oleh Pak Jamil untuk kebutuhan Pak SYL,” ujarnya.
Sebelumnya, SYL didakwa melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan dalam rentang waktu 2020 hingga 2023.