“Kalau fiqih itu boleh berbeda, juga metodologi dan lain sebagainya juga boleh berbeda. Sebab, An-Nadzir memiliki metodologi perhitungan sendiri yang diyakini benar dan ilmiah dalam menentukan awal bulan pada kalender hijriah,” jelasnya seperti dikutip Wartabanjar.com.
Baca juga: Pemerintah, Muhammadiyah dan NU Kompak Tetapkan Idul Fitri Rabu Besok
Ia menjelaskan, ilmu metodologi tersebut merupakan hasil pengajaran dari guru dan imam KH Syamsuri Abdul Madjid yang menjadi pedoman An-Nadzir. Pihaknya menyakini bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Meyakini kebenaran tentang itu, pengajaran dari guru dan imam, istiqamah melaksanakan itu. Saya kira tidak ada masalah. Begitu pun kami dengan yang lain (pemerintah),” tuturnya.
Seperti yang sudah sering disampaikan bahwa Jamaah An Nadzir memiliki ilmu, metodologi dan tata cara sendiri dalam memantau dan menetapkan 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Zulhijjah.
Sementara pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu besok didasarkan pada keputusan sidang isbat sore tadi. Sidang dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, di kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin No 6, Jakarta, Selasa (09/04/2024).
Baca juga: Mengenal Khong Guan, Biskuit Legendaris Yang Selalu Ada Di Meja Saat Lebaran (3- tamat)
Keputusan serupa juga sampaikan Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulana, bahwa lebaran baru terjadi pada Rabu besok. (Sidik Purwoko)