MEMPRIHATINKAN! SDN Murung Kenanga Dapat 3 Murid & SDN Tunggul Irang Ulu Cuma 5, Apa Masalahnya?

    WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Hari pertama masuk sekolah Tahun Ajaran Baru 2023/2024 mulai berjalan di wilayah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan untuk tingkat PAUD hingga SMA, Senin (17/7/2023).

    Beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Banjar dipenuhi oleh anak-anak SD yang memulai hari pertama sekolahnya dan diantar oleh kedua orang tua.

    Namun, lain hal yang dialami oleh dua sekolah tingkat dasar yang berada di tengah kota dan padat penduduk di salah satu wilayah Kabupaten Banjar.

    Dua sekolah tersebut adalah SDN Murung Kenanga dan SDN Tunggul Irang Ilir. Sudah menjadi rahasia umum, dua sekolah tersebut kekurangan murid.

    BACA JUGA: Banyaknya Kasus Bullying di Sekolah, Dinsos P3AP2KB Banjar Lakukan Edukasi saat Tahun Ajaran Baru

    SDN Murung Kenanga beralamat di Jalan Kenanga, Desa Murung Kenanga, Kecamatan Martapura Kota, Banjar, pada tahun ini hanya mendapatkan tiga murid baru. Hal ini diungkap oleh Kepala Sekolah SDN Murung Kenanga, Romjiah, S.pd

    “Tahun ajaran kali ini kita cuma mendapat tiga orang murid, namun yang datang di hari pertama ini ada dua orang,” ungkap Romjiah kepada wartabanjar.com di ruangannya pada Senin (17/7/2023) pagi.

    Romjiah pun mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempromosikan sekolah yang dipimpinnya. Tak hanya memasang spanduk dan membagikan brosur, Romjiah juga memberikan seragam gratis bagi pendaftar di SDN Murung Kenanga. Namun, hal ini tak memberikan dampak yang signifikan.

    Hal yang sama juga dialami SDN Tunggul Irang Ulu yang beralamat di Jalan Melati, RT. 03 RW. 02, Desa Tunggul Irang Ulu, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar. Pada tahun ajaran baru ini, pihak sekolah hanya mendapat lima orang murid.

    “Kita dapat lima orang, yang masuk hari ini empat orang. Mudah-mudahan besok yang satunya masuk,” ungkap Kepala Sekolah SDN Tunggul Irang Ulu, Heriyadi Spd

    Kedua sekolah tersebut menghadapi permasalahan yang sama, yakni kekurangan murid lantaran maraknya lembaga pendidikan nonformal berbasis agama (madrasah) di wilayah tersebut. Sudah jadi rahasia umum, masyarakat Martapura memang terkenal religious.

    Faktor inilah yang menyebabkan para orang tua lebih memilih memasukkan anak ke madrasah. Namun, terkadang sekolah dasar tersebut hanya dijadikan ‘tempat singgah’ bagi orang tua murid ketika anaknya belum mencukupi umur dan tidak bisa baca tulis untuk masuk ke madrasah.

    “Biasanya setelah bisa baca tulis anak dipindahkan ke lembaga Pendidikan nonformal itu,” ungkap Romjiah Spd.

    Baca Juga :   Kabupaten HST Jadi Kawasan Siaga Bencana

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI