Banyaknya Kasus Bullying di Sekolah, Dinsos P3AP2KB Banjar Lakukan Edukasi saat Tahun Ajaran Baru

    WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Memasuki tahun ajaran baru, UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Banjar gencar memberikan edukasi tentang perilaku bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. 

    “Saya sering diminta menjadi narasumber di MPLS sekolah terkait bullying,” ujar Kabid PPPA Dinsos P3AP2KB, Merilu Ripner yang akrab disapa Meri saat ditemui di ruangannya, Rabu (12/7/2023) siang. 

    BACA JUGA: Jadi Korban Bullying di Sekolah, Song Hye Kyo Tampil Kelam di Teaser Perdana The Glory

    Meri menyampaikan, kasus bullying yang terjadi di sekolah khususnya wilayah Kabupaten Banjar cukup sering terjadi, baik itu tingkat SD hingga SMA

    “Untuk kasus bullying yang baru kita tangani di tahun 2022, ada seorang anak mengalami bullying dari TK, lalu dia berhenti sekolah sejak kelas 5 SD dan sekarang usianya sudah 17 tahun dan itu memberi efek traumatis yang luar biasa,” ungkapnya. 

    Pihak UPTD P3A Dinsos P3AP2KB langsung menindak lanjuti kasus tersebut dengan berbagai bimbingan serta dampingan psikologis. 

    “Alhamdulillah setelah menjalani bimbingan dan mendapat dampingan psikologis di Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha, dia sudah mulai pulih dan berani bertemu orang lain walaupun masih dengan anak kecil,” ujar Meri lagi. 

    Tak hanya itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar agar pendidikan anak tersebut tetap terpenuhi dengan kejar paket. 

    “Kita juga koordinasi sama disdik supaya dia bisa sekolah lagi dengan kejar paket,” sambung Meri. 

    Meri pun menyampaikan beberapa bentuk perilaku bullying yang tanpa disadari terjadi dan dilakukan di sekolah. 

    “Bullying bisa secara fisik dan verbal. Dan yang sering terjadi tanpa disadari pula, adalah bullying secara verbal yang mengakibatkan efek traumatis bagi si anak,” ujar Meri. 

    Beberapa kasus bullying yang diterima UPTD PPPA Dinsos P3AP2KB Banjar adalah bullying secara verbal yang menyangkut bentuk tubuh seseorang atau body shamming. 

    “Laporan yang kita terima kebanyakan bullying tentang fisik anak, contohnya terlalu kurus atau gendut terus dikata-katai oleh temannya krempeng atau terlalu gendut. Bisa juga seperti diintimidasi,” Meri menambahkan.

    Meri pun menyinggung tentang peran dan pola asuh orang tua terhadap anak yang menjadi korban perilaku bullying di sekolah. Menurut Meri, orang tua harus pro aktif melakukan pendekatan terhadap anak. 

    “Pola asuh orang tua juga berperan penting untuk isu ini. Keterbukaan anak ke orang tua jadi salah satu kunci untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh anak.” 

    Selain keterbukaan anak, orang tua juga harus jeli membaca perubahan perilaku anak sehari-hari. 

    BACA JUGA: Kasus Tuduhan Bullying-nya Masih Bergulir, Nam Joo Hyuk Terciduk Lanjutkan Syuting Drakor Vigilante Bikin Netizen Heran

    “Misalkan anak tidak mau sekolah atau murung, itu patut dipertanyakan apakah ada masalah,” tambahnya lagi. 

    Kabid PPPA Dinsos P3AP2KB Banjar ini pun juga berpesan kepada anak-anak yang akan menghadapi tahun ajaran baru untuk belajar menghargai orang lain. 

    “Saya berpesan kepada anak-anak yang sebentar lagi mau masuk sekolah untuk belajar menghargai orang lain, karena kita berada di lingkungan baru dengan orang yang baru dan latar belakang yang berbeda. Jadi, mari saling menghargai dan merangkul supaya tidak terjadi perilaku-perilaku yang tidak baik,” tutupnya.(nuy)

    editor: didik tm

    Baca Juga :   Polda Kalsel Beri Bantuan Usaha Mitra Deradikalisasi

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI