Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
“Mereka sudah punya teknologinya, khususnya untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.”
“Jadi, dari patnership ini kita bisa kembangkan teknologinya,” kata Edi.
Melalui kolaborasi dengan Fulcrum, IBC diharapkan bisa berkembang dan menjadi sebuah perusahaan baterai kelas dunia.
Sehingga Indonesia yang punya mayoritas bahan baku baterai kendaraan listrik bisa dimaksimalkan.
“PLN merupakan salah satu pemegang saham di IBC,” tutur Edi.
“Kolaborasi ini adalah langkah PLN untuk terus menyediakan infrastruktur sehingga pengguna kendaraan listrik semakin nyaman, karena infrastuktur baterai dan pengisian dayanya mencukupi, kemudian tempat tukar baterainya juga semakin banyak,” sambungnya.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho menanggapi, kemitraan IBC dengan Fulcrum tidak hanya strategis dari sisi teknologi, tetapi juga penataan bisnis EV.
“Ini membuka peluang besar kita untuk mengeksplore sumber daya baterai yang mayoritasnya Indonesia punya,” ujar Toto.
“Kemitraan ini sangat strategis karena kita membutuhkan kolaborasi di bidang teknologi dan China telah mengembangkannya selama bertahun-tahun,” pungkasnya. (edj/rls)
Editor: Erna Djedi