WARTABANJAR.COM, MARABAHAN – Kader posyandu balita di Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Batola, Sulaikha lantaran karena banjir di daerahnya yang juga merendam rumahnya.
Kondisi ini dialamanya selama tiga tahun anjiran, Sulaikha mengaku tidak mengungsi tapi tetap bertahan di rumahnya bersama anak dan orangtuanya.
“11 hari rumah saya terendam. Aktivitas sehari-hari saja yang terganggu akibat banjir ini,” keluhnya.
Resiko besar lainnya menurut Sulaikha adalah kemungkinan tidak bisa menanam padi karena lokasi persawahannya ikut terendam banjir.
Bca Juga
Video Jambret di Pasar Antasari Terekam Kamera CCTV
Dia mengaku sudah dua tahun ini, gagal menanam padi akibat banjir yang merendam persawahan.
“Tahun lalu bukan gagal panen, tapi gagal tanam. Saya menanam padi 10 borongan,” katanya.
Ia juga berharap ada perhatian dari Pemerintah terhadap dirinya dan warga desa Bahandang yang terdampak banjir setiap tahun.
Akses jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Sampurna dengan Desa Bahandang hingga Kantor Desa dan Sekolah Dasar juga terendam air setinggi lutut anak remaja.
Menurut Rusdi, aparatur Pemerintah Desa Bahandang, sebelumnya hanya 9 buah rumah yang terdampak banjir saat Kamis (23/2/23). Dan sudah ada kunjungan serta bantuan yang disalurkan BPBD Batola.
Sedangkan hari Sabtu ini, ungkapnya, yang terdampak banjir bertambah lima buah rumah.
“Sementara Bantuan yang sudah kami bagikan, yakni tiga bungkus mi instan. Sedangkan untuk air minum kemasan gelas, belum kami bagikan,” katanya.(ufx)
Editor Restu