Usai Pilot Susi Air Disandera KKB, Sejumlah Warga Distrik Paro Mengungsi ke Kenyam Nduga

    WARTABANJAR.COM, TIMIKA – Pilot Susi Air masih disandera elompok kriminal bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya dan belum diketahui keberadaannya, di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

    Satgas Damai Cartenz tengah latihan strategi penyelamatan kepada pilot yang pesawatnya dibakar KKB itu.

    “Semua personel yang terlibat dalam misi penyelamatan sedang latihan. Dan menyiapkan peralatan untuk seluruh kebutuhan,” ungkap Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani ketika dilansir detikSulsel, Kamis (9/2/2023).

    Faizal menyampaikan, pihaknya akan melakukan berbagai cara untuk menyelamatan pilot Philips Marthen. Perlu strategi matang untuk operasi tersebut.

    BACA JUGA :Terungkap Keberadaan Pilot Pesawat Susi Air, Begini Kondisinya

    Sementara itu, Kapolres Nduga AKBP Rio Aleksander Penelewan mengatakan, warga Distrik Paro, Kabupaten Nduga mengungsi ke Distrik Kenyam karena takut menjadi korban kekejaman KKB pimpinan Egianus Kogoya.

    “Ada informasi, setelah kejadian pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan kelompok Egianus, masyarakat di Distrik Paro semuanya keluar. Mereka berpindah tempat ke Kenyam, mereka mau tinggal di rumah keluarganya di Kenyam,” ujar Rio di Timika, Kamis (9/2/2023).

    Rio menyebut, sudah ada beberapa warga dari Distrik Paro yang tiba di Kenyam. Mereka tinggal di rumah saudaranya.

    Polres Nduga sedang berusaha menggali informasi dari warga itu terkait situasi di Distrik Paro. Polisi juga mencari tahu lokasi warga lainnya.

    Menurut Rio, jarak tempuh dari Distrik Paro menuju Kenyam cukup jauh. Berdasarkan informasi masyarakat sekitar, dibutuhkan waktu hingga empat hari untuk tiba di Kenyam.

    BACA JUGA :Nasib Pilot Susi Air Semakin Tak Jelas Usai GPS Mati, Pesawat Dibakar Kelompok Egianus Kogoya

    “Bagi yang kuat itu bisa ditempuh dalam tiga sampai empat hari, ada laporan ada anak-anak, ada yang sakit, ada orang tua ikut jalan juga,” kata dia.

    Rio mengaku, TNI-Polri sedang berusaha mencari tahu jumlah warga Paro yang berjalan kaki ke Kenyam, termasuk keberadaan mereka.

    “Kita sedang deteksi apakah ada kendala dalam perjalanan,” cetusnya.

    Di antara warga yang sedang menuju Kenyam, Rio mengaku mendapat informasi yang menyatakan ada warga Paro yang meninggal dalam perjalanan.

    Namun setelah didalami, diketahui warga yang dimaksud dalam keadaan sakit dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

    Oleh karena itu, TNI dan Polri berusaha mencari lokasi pasti warga tersebut dan merencanakan evakuasi.

    “Ada informasi ada yang sedang sekarat dan tidak mampu melanjutkan dan akan ada upaya evakuasi, tapi kita cari tahu dulu titik lokasinya,” ungkapnya.

    Situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro, pada Sabtu (4/2/2023).

    Setelah itu, KKB diyakini membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023) pagi. Keberadaan pilot Philip Mark Merthens pun hingga kini belum diketahuii.

    Kemudian pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya, ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    Editor : DTM

    Baca Juga :   Infrastruktur Mutu Indonesia Duduki Peringkat 27 Dunia, Cek Peringkat di ASEAN

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI