Ada Apa? Kok Twitter dan TikTok Diblokir Setelah Gempa Dahsyat di Turki,

    WARTABANJAR.COM – Keputusan Turki untuk memblokir akses ke Twitter selama sekitar 12 jam dari Rabu sore hingga Kamis pagi ketika orang-orang berebut untuk menemukan orang yang dicintai setelah gempa bumi dahsyat telah menambah frustrasi publik terhadap kecepatan upaya bantuan.

    Para pemimpin oposisi dan pengguna media sosial mengkritik pelarangan platform tersebut, yang telah membantu orang berbagi informasi tentang kedatangan bantuan dan lokasi mereka yang masih terjebak dalam puing-puing setelahgempaawal pada Senin.

    Tidak hanya Twitter, Turki juga memblokir TikTok diduga diblokir setelah gempa pada 6 Februari 2023 lalu.

    Sejumlah ahli meyakini, pemblokiran ini terkait dengan upaya sensor dari pemerintah.

    Netblocks, organisasi pemantau keamanan siber dan internet global mengatakan, pembatasan akses internet dilakukan bertahap dari berbagai provider.

    BACA JUGA :Korban Tewas Gempa Dahsyat Turki Tembus 15.000 Orang

    “Batasan itu konsisten dengan bentuk penyensoran yang dikenal di negara ini,” kata Direktur NetBlocks Alp Toker, dikutip dari WashingtonPost.

    Meski demikian, akses Twitter mulai dipulihkan pada Kamis pagi.

    Dikutip dari Bloomberg, NetBlocks menyebut, pembatasan tersebut telah dimulai sejak Rabu (8/2/2023) sore.

    Pemerintah dituduh melakukan pemblokiran

    Warganet Turki berusaha mengakses Twitter menggunakan server internet proxy agar tetap terhubung ke Twitter.

    Hal itu juga yang diimbaukan oleh Ketua Partai Oposisi Turkiye, Kemal Kilicdarogly.

    Melalui unggahan Twitternya, ia meminta masyarakat memakai VPN. Ia juga menuduh pemerintah sengaja melakukan pemblokiran ini.

    BACA JUGA :Gempa Dahsyat Menggucang Turki, Eks Pemain Liga Inggris Fode Koita: Saya Terlempar dari Tempat Tidur

    Turkiye dikenal telah melakukan beberapa kali pemblokiran media sosial di masa lalu.

    Sebelumnya Hal itu dilakukan untuk memutus akses saat operasi militer lintas batas maupun ketika ada serangan teror.

    Sementara itu, Wakil Presiden Turkiye Fuat Oktay membantah pemerintah melakukan pemblokiran setelah terjadinya gempa.

    Dirinya menyebut, yang terjadi sebenarnya adalah karena masalah teknis, sehingga pemadaman dilakukan.

    “Situs media sosial lainnya tersedia,” kata dia.

    Pemerintah Turki sendiri tak memberikan tanggapan lebih lanjut mengenai hal ini.

    Wakil Menteri dan Infrastruktur Turki Omer Fatih Sayan mengingatkan bahwa Twitter harus bertanggung jawab secara hukum mencegah penyebaran disinformasi yang bisa menimbulkan kepanikan dan kekacauan.

    CEO Twitter Elon Musk pada Rabu malam mengatakan, pihaknya mendapat kabar dari pemerintah Turkiye bahwa akses ke Twitter akan segera diaktifkan kembali.

    Sementara, pihak TikTok menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyelidiki laporan adanya pemadaman di Turki.

    “Kami berharap akses dipulihkan secepat mungkin karena platform seperti TikTok tetap menjadi cara penting untuk tetap berhubungan selama krisis,” kata TikTok.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    Editor : DTM

    Baca Juga :   KPK Enggan Ungkap Peran Ahmadi Noor Supit di Kasus Suap Audit BPK Papua Barat

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI