Selain dikatakan memiliki silsilah yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW, Habib Husein juga merupakan seorang Arab Hadramaut yang hijrah ke tanah Jawa melalui Pelabuhan Sunda Kelapa pada 1736.
Pemberian nama masjid ini juga disesuaikan dengan julukan Habib Husein sendiri, yaitu Habib Luar Batang.
Julukan tersebut diberikan kepadanya karena konon dahulu ketika Habib Husein meninggal dan hendak dikuburkan di sekitar Tanah Abang, tiba-tiba jenazahnya sudah tidak ada di dalam “kurung batang”. Kejadian tersebut terjadi sebanyak tiga kali sehingga pada akhirnya para jemaah kala itu bermufakat untuk memakamkan dirinya di tempatnya sekarang ini. Jadi maksudnya, keluar dari “kurung batang”.
Bangunan masjid yang bersejarah ini sekarang menjadi salah satu cagar budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Masjid ini menghadap ke Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan memiliki 2 aula besar, aula dalam dan aula luar. Masing-masing aula tersebut memiliki 12 tiang pancang, yang dijumlahkan menjadi 24.
Konon, menandakan jumlah jam dalam satu hari, 12 jam siang dan 12 jam malam.
Disamping aula luar, terdapat sebuah ruangan yang merupakan lokasi makam Habib Husein dan muridnya, Haji Abdul Kadir yang menjadikan Masjid Luar Batang ini menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi sebagai tempat wisata religi bagi warga Jakarta dan luar Jakarta yang ingin berkunjung.
Masjid ini di buka untuk umum dan dapat di kunjungi kapan saja, tidak heran jika banyak peziarah yang datang dan mendoakan Habib Husein. (aqu/adpim)