Libur Nataru Diprediksi Bakal Bikin Inflasi Indonesia Bengkak

    Bahkan, inflasi RI pada akhir 2022 diramal bakal lebih rendah dari perkiraan awal.

    “Mengingat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan pangan dan mengendalikan harga pangan, inflasi pada akhir 2022 bisa berada di sekitar 5,6 persen yoy atau lebih rendah dari perkiraan kami sebesar 6,27 persen yoy,” jelas Faisal.

    Namun, ia melihat inflasi tahunan Indonesia akan tetap tinggi setidaknya hingga semester pertama 2023, berada di kisaran 5 sampai 6 persen yoy.

    Sedangkan inflasi pada akhir 2023 diperkirakan berkisar antara 3,6 persen hingga 4,02 persen.

    Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi RI sebesar 5,42 persen (year on year/yoy) pada November 2022.

    Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 5,71 persen. Sedangkan, inflasi bulanan terealisasi sebesar 0,09 persen.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS Setianto mengatakan inflasi terjadi karena kenaikan berbagai harga bahan pokok di Tanah Air.

    “Komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara year on year adalah komoditas bensin (BBM), bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok, beras, telur ayam ras, termasuk tarif angkutan dalam kota,” ujarnya, Kamis (1/12/2022).

    Tahun 2021, BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi atau kenaikan harga sebesar 0,57 persen secara bulanan pada Desember 2021. Sementara, secara tahun berjalan dan tahunan keduanya seragam yakni inflasi 1,87 persen. (brs)

    Editor: Yayu

    Baca Juga: Nasib Kakak Adik Pencuri Pakaian di Saka Permai

    Baca Juga :   Mendag Pantau Sembako Jelang Nataru, ini Hasilnya

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI