Harga LPG Nonsubsidi Naik, Pedagang Warung Khawatir Gas 3 Kg Langka

    WARTABANJAR.COM, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga Liquified Petroleum Gas (LPG) nonsubsidi alami kenaikan.

    Pedagang warteg mengkhawatirkan dengan kenaikan harga LPG nonsbsidi ini nantinya akan membuat stok LPG Subsidi 3 kilogram (kg) langka.

    Dikutip dari Liputan6, Ketua Koordinator Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengungkapkan, dengan adanya kenaikan harga di LPG nonsubsidi, dikhawatirkan banyak konsumen beralih ke LPG subsidi alias LPG tabug melon. Sehingga, nantinya malah akan mengurangi stok LPG 3 kg di pasaran.

    “Pedagang warteg masih banyak menggunakan elpiji melon 3 kg, yang tidak kmi harapkan ada migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg gas melon, karena ada perbedaan harga yang banyak,” katanya, Senin (11/7/2022).

    Diketahui, Pertamina menaikkan harga jual Bright Gas 3 kg menjadi Rp 58.000 per tabung, Bright Gas 5,5 kg Rp 100.000 per tabung, Bright Gas atau Elpiji 12 kg Rp 213.000 per tabung, dan EaseGas 14 kg Rp 246.000 per tabung.

    Sementara di tingkat konsumen harga isi ulang LPG 3 kg yang mendapat subsidi pemerintah masih berada di kisaran Rp 21.000 per tabung. Dengan porsi sekitar 6 persen dari total konsumsi LPG nasional.

    Melihat perbedaan harga yang cukup jauh tersebut, Mukroni khawatir akan mempengaruhi penyediaan stok LPG 3 kg di pasaran. Ia pun meminta pemerintah mampu mengontrol ketersediaan LPG 3 kg subsidi itu bagi pelaku usaha warteg.

    “Kami harapkan pemerintah memantau kesediaan gas melon untuk usaha kecil termasuk warteg yang jumlah outlet atau gerai di Jabodetabek kurang lebih 50 ribu gerai. Artinya di masa daya beli belum pemerintah malah menambah beban dengan adanya kelangkaan stok gas 3 kg/melon,” paparnya.

    Baca Juga :   Bapanas: Harga Beras Tinggi Bikin Petani Indonesia Bahagia

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI