Dua bangsa yang terpisah ideologi puluhan tahun itu sepakat menghentikan perang dan membentuk mata uang yang sama.
Rencana mata uang baru hasil reunifikasi itu menarik perhatian Professor.
Ia merasa dunia sudah menjadi tempat yang sangat tidak adil dengan sistem kapitalisme yang sedang berjalan.
Oleh sebab itu, Professor mengumpulkan sekelompok pencuri lihai yang memiliki visi dan misi sama.
Professor bertemu dengan Tokyo (Jun Jong-seo), gadis muda asal Korea Utara yang baru menginjak usia awal 20-an.
Kawanan pencuri dari Professor kemudian menemukan sosok pemimpin tangguh yang ada pada Berlin (Park Hae-soo), pria Korea Utara berhati dingin karena pengalaman masa lalunya sebagai pekerja paksa di Korea Utara.
Dua orang Korea Utara ini segera berkumpul dengan anggota baru untuk membentuk kawanan perampok dari Korea Selatan seperti Moscow (Lee Won-jong), Denver (Kim Ji-hun), Nairobi (Jang Yoon-ju), hingga Rio (Lee Hyun-wo).
Mereka juga sangat terbantu dengan kehadiran dua tukang ledak berbadan besar dari Tiongkok bernama Helsinki (Kim Ji-hun) serta Oslo (Lee Kyu-ho).
Setelah terkumpul, mereka merencanakan perampokan besar-besaran hingga 4 triliun won yang dilakukan tepat sebelum Korea Selatan dan Korea Utara melakukan reunifikasi dan mengumumkan mata uang baru.
Atas arahan Professor, kumpulan perampok kelas kakap ini segera masuk ke Gedung Percetakan Uang Unifikasi Korea atau Unified Korean Mint (UKM).
Di dalam gedung, Berlin dipercaya Profesor memimpin operasi pencurian.
Ia membagi para sandera berdasarkan kewarganegaraan mereka, Korea Utara dan Korea Selatan.
Hal itu membuat suasana di dalam gedung percetakan semakin tegang.