Tim terpadu untuk Kota Banjarmasin juga melakukan pemantauan di RPH Basirih Banjarmasin, dan dua tempat pengumpul sapi dan satu tempat pengumpul kambing.
Suparmi membeberkan, tim terpadu melakukan pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak yang ada dan pengambilan sampel, tracing pemasukan ternak dan distribusi ternak pada dua bulan terakhir.
Selain itu juga melakukan sosialisasi dan KIE pada staf RPH dan pemilik tempat pengumpul ternak terkait kewaspadaan PMK.
Tak itu saja, tim terpadu juga melakukan pengawasan di pintu masuk melalui jalur laut dilakukan terhadap Kapal KM. Dharma Rucitra I yang berasal dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dalam rangka kewaspadaan PMK di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin dengan menggunakan mobil layanan karantina dan hasilnya nihil ada penyakit ternak yang berasal dari Propinsi Jawa Timur.
“Alhamdulilah, sejauh sampai hari ini belum kami temukan penyakit mulut dan kuku pada ternak yang ada di banua. Semoga kewaspadaan kita ini benar-benar membuat hewan ternak di Kalsel bebas penyakit,” harap Suparmi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Disbunnak, sesuai dengan arahan Gubernur Sahbirin Noor akan terus melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian virus PMK pada hewan ternak ruminansia antara lain dengan meningkatkan biosekuriti dan memperketat pengawasan lalu lintas ternak, mengingat banyaknya ternak yang berada di pengumpul ternak merupakan ternak yang berasal dari luar Kalsel.
Disbunnak juga menghimbau bagi masyarakat yang melakukan usaha yang berkaitan dengan lalu lintas ternak agar selalu mematuhi peraturan yang berlaku dan melaksanakan tertib administrasi serta melaporkan kepada petugas Dinas yang melaksanakan fungsi kesehatan hewan jika ditemukan ternak yang sakit. (Adpim)